Kisah sehelai bulu mata

by Didin Samsudin on Saturday, 25 December 2010 at 09:50
Alkisah, pada hari kiamat nanti ada seorang hamba Allah SWT yang sedang diadili dan timbangan kejahatannya sangat berat dibanding kebaikannya.Tetapi ia bersikeras membantah,”Tidak. Demi langit dan bumi, sungguh itu tidak benar.Saya tidak melakukan semua itu, “.

Namun, malaikat berkata,”Tetapi semua saksi mengatakan bahwa engkau telah menjerumuskan dirimu sendiri kedalam dosa.”Orang itu menoleh kekiri dan kekanan lalu ke segenap penjuru.Tetapi anehnya, ia tidak melihat seorangpun kecuali dirinya di tempat itu.
Makanya ia pun membantah ” Dimana saksi yang anda maksud? Disini tidak ada orang lain kecuali aku dan suaramu”

.”Inilah saksi-saksi itu,” ujar malaikat.
Mata berkata "Sayalah yang memandangi"
Telinga berkata "Saya yang mendengar.”
Hidung pun tidak ketinggalan ”Saya yang mencium
Bibir ikut mengaku,”Saya yang merayu.”
Tangan meneruskan,”Saya yang memegang,”
Kaki menyusul.”Saya yang dipakai lari ketika ketahuan.”
Semua saksi yang bicara memberatkan terdakwa sehingga orang tersebut tak mampu lagi mengelak dan pasrah akan keputusan yang bakal dia terima, tapi tiba-tiba muncul saksi baru yaitu sehelai bulu mata. "Ijinkan saya bersaksi" kata bulu mata dengan lembut. Baiklah anda diterima menjadi saksi. Jawab Malaikat.

Bulu mata itupun berkata,”Terus terang saja, pada saat tengah malam yang lengang menjelang ajalnya, aku pernah dibasahinya dengan air mata. Saat itu, ia menangis menyesali segala perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba yang bertobat, walaupun selembar bulu matanya yang terbasahi air mata, dia sudah diharamkan dari ancaman api neraka?Maka saya sehelai bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan tobat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan.”

Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut dibebaskan dari neraka dan diantarkan kesurga.Sampai terdengar suara bergema kepada para penghuni surga,”Lihatlah, Hamba Allah ini masuk surga karena pertolongan sehelai bulu mata.”

No comments:

Powered by Blogger.